Dalam konteks kondisi klinis terkait defisit nutrisi, Parkinson menjadi salah satu kondisi yang dapat menyebabkan masalah nutrisi, terutama terkait dengan masalah menelan atau disfagia.

Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Salah satu gejala Parkinson adalah gangguan pada fungsi otot-otot, termasuk otot-otot yang terlibat dalam menelan.

Gangguan menelan atau disfagia adalah komplikasi umum yang dialami oleh orang-orang dengan Parkinson. Dalam hal ini, kondisi ini bisa menjadi klinis terkait defisit nutrisi karena:

  1. Kesulitan Menelan: Penderita Parkinson mungkin mengalami kesulitan menelan, yang bisa membuat mereka sulit mengonsumsi makanan dengan baik. Makanan padat atau cair mungkin sulit untuk ditelan dengan lancar.
  2. Penurunan Asupan Makanan: Kesulitan menelan bisa menyebabkan penderita Parkinson mengurangi asupan makanan mereka karena kesulitan tersebut, yang pada gilirannya bisa mengakibatkan defisit nutrisi.
  3. Risiko Aspirasi: Kesulitan menelan juga dapat meningkatkan risiko aspirasi (terhirupnya makanan atau cairan ke dalam saluran napas), yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan pneumonia.
  4. Penurunan Berat Badan: Karena kesulitan menelan dan penurunan asupan makanan, penderita Parkinson mungkin mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Manajemen nutrisi pada pasien Parkinson yang mengalami disfagia sangat penting. Ini bisa meliputi modifikasi makanan agar lebih mudah ditelan, penggunaan suplemen nutrisi, atau dalam kasus yang lebih parah, pemberian makanan melalui metode alternatif seperti selang nasogastric (NGT) untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Jadi, Parkinson menjadi salah satu kondisi klinis terkait defisit nutrisi karena dampaknya pada kemampuan seseorang untuk menelan makanan, yang berdampak pada asupan makanan yang adekuat.