Terapi trombolitik adalah pengobatan yang digunakan untuk mengobati gumpalan darah yang menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Meskipun terapi ini bertujuan untuk mengatasi sumbatan pembuluh darah, terdapat risiko terkait yang dapat mempengaruhi perfusi serebral. Berikut penjelasan mengenai faktor risiko yang terkait dengan terapi trombolitik:

  1. Risiko Perdarahan: Terapi trombolitik dapat meningkatkan risiko perdarahan. Meskipun bertujuan untuk mengurai gumpalan darah, obat trombolitik dapat mengganggu mekanisme pembekuan darah normal dan meningkatkan kemungkinan perdarahan, baik di area yang diobati maupun di tempat lain di dalam tubuh.
  2. Risiko Stroke Hemoragik: Perdarahan yang tidak terkendali dapat menyebabkan stroke hemoragik. Jika terjadi perdarahan di otak setelah pemberian trombolitik, ini bisa mengganggu aliran darah normal dan mempengaruhi perfusi serebral.
  3. Asuhan Keperawatan dan Medis: Dalam asuhan keperawatan, pemantauan ketat setelah pemberian terapi trombolitik sangat penting. Pemantauan terhadap tanda-tanda perdarahan, evaluasi terhadap gejala perdarahan otak atau perubahan neurologis, dan penerapan langkah-langkah untuk mengontrol perdarahan menjadi fokus utama.

Manajemen medis pada pasien yang menerima terapi trombolitik melibatkan pengawasan dan pengendalian ketat terhadap perdarahan yang mungkin terjadi. Dokter dan tim medis harus memastikan bahwa pasien dipantau secara teliti dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk meminimalkan risiko terkait perdarahan yang dapat mempengaruhi perfusi serebral. Proses edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai risiko yang terkait dan tindakan pencegahan juga merupakan bagian penting dalam upaya menekan risiko gangguan perfusi serebral akibat terapi trombolitik.