Pola napas tidak efektif disebabkan oleh gangguan neurologis seperti elektroensefalogram (EEG) positif atau cedera kepala yang menyebabkan gangguan kejang, ini menunjukkan bahwa ada gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk bernapas secara efektif.

Beberapa mekanisme gangguan neurologis yang dapat mempengaruhi pola napas meliputi:

  1. Cedera Kepala: Cedera kepala yang serius dapat memengaruhi bagian otak yang mengatur fungsi pernapasan, sehingga mengakibatkan pola napas yang tidak efektif.
  2. Gangguan pada Elektroensefalogram (EEG): EEG positif dapat menunjukkan adanya aktivitas otak yang tidak normal, yang dapat berhubungan dengan gangguan pernapasan.
  3. Gangguan Kejang: Kejang dapat memengaruhi koordinasi otot pernapasan atau bahkan menyebabkan peningkatan aktivitas pernapasan yang tidak normal.

Gejala yang mungkin muncul jika pola napas tidak efektif disebabkan oleh gangguan neurologis seperti ini bisa meliputi:

  • Dispnea (sesak napas) atau perubahan pola napas: Pola napas tidak teratur atau bisa mengalami perubahan yang signifikan.
  • Gangguan pada aktivitas otot pernapasan: Ini bisa terlihat dari penggunaan otot bantu pernapasan atau adanya perubahan dalam ekspansi dada.
  • Gejala-gejala neurologis lainnya: Seperti kejang, penurunan kesadaran, atau gejala yang terkait dengan gangguan neurologis spesifik.

Penanganan pola napas tidak efektif yang disebabkan oleh gangguan neurologis akan berkaitan dengan penanganan penyebab spesifiknya. Ini mungkin termasuk pengelolaan kejang melalui obat-obatan, terapi rehabilitasi untuk cedera kepala, atau penggunaan teknik medis yang membantu dalam menjaga pola napas yang lebih efektif. Terapi fisik dan intervensi medis lainnya juga bisa diperlukan untuk memperbaiki atau memfasilitasi pola napas yang lebih baik bagi individu yang terpengaruh.