Kelebihan asupan natrium dapat berkontribusi pada terjadinya hipervolemia karena natrium memiliki keterkaitan yang kuat dengan retensi air dalam tubuh.
Ketika tubuh menerima kelebihan natrium dari asupan makanan atau minuman, maka natrium tersebut akan diserap ke dalam sirkulasi darah. Natrium berperan dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Saat kadar natrium dalam darah meningkat, tubuh akan mencoba untuk menyeimbangkannya dengan cara menarik air ke dalam sirkulasi darah melalui proses osmosis, untuk menjaga konsentrasi natrium tetap seimbang.
Proses ini menyebabkan peningkatan volume darah karena air yang ditarik ke dalam sirkulasi, dan pada gilirannya dapat menyebabkan hipervolemia. Lebih banyak cairan akan beredar dalam sistem vaskular dan jaringan, mengakibatkan volume cairan dalam tubuh melebihi batas normal.
Hipervolemia yang dihasilkan dari kelebihan asupan natrium sering kali terkait dengan retensi cairan yang disebabkan oleh mekanisme regulasi tubuh terhadap kadar natrium. Ketika kelebihan natrium disertai dengan gangguan pada mekanisme pengeluaran air oleh ginjal, misalnya, ini dapat menghasilkan penumpukan cairan yang berlebihan dalam tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan kondisi hipervolemia.
Oleh karena itu, mengontrol asupan natrium merupakan langkah penting dalam mencegah terjadinya hipervolemia, terutama bagi individu yang rentan terhadap retensi cairan atau memiliki riwayat kondisi medis yang terkait dengan keseimbangan cairan yang terganggu.