Kelebihan asupan cairan dapat menyebabkan hipervolemia karena tubuh tidak mampu mengeluarkan atau menyeimbangkan jumlah cairan yang dikonsumsi. Sebagian besar cairan yang dikonsumsi akan diserap oleh tubuh dan ditransportasi ke dalam sirkulasi darah.

Ketika jumlah cairan yang masuk ke tubuh melebihi kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya, ini dapat mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam sistem vaskular dan jaringan. Hal ini kemudian dapat menyebabkan hipervolemia, yang terjadi ketika volume cairan dalam tubuh melebihi batas normal.

Dalam kondisi normal, tubuh memiliki mekanisme untuk mengatur dan menyeimbangkan jumlah cairan yang masuk dan keluar. Ginjal memiliki peran penting dalam mengatur jumlah cairan dan elektrolit di dalam tubuh, menyesuaikan kadar air yang diekskresikan berdasarkan kebutuhan tubuh.

Namun, jika terjadi kelebihan asupan cairan yang berkelanjutan, terutama jika ginjal tidak dapat mengeluarkan kelebihan air dengan cepat atau efisien, ini dapat menyebabkan retensi cairan yang pada akhirnya mengakibatkan hipervolemia.

Kondisi lain seperti gangguan ginjal, gagal jantung, atau penyakit hati juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan kelebihan cairan, yang kemudian dapat memperparah kondisi hipervolemia akibat kelebihan asupan cairan. Maka, mengatur asupan cairan penting untuk mencegah terjadinya kondisi hipervolemia.