Gangguan aliran balik vena dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hipervolemia. Aliran balik vena yang terganggu dapat mengakibatkan akumulasi cairan dalam sistem vaskular dan jaringan tubuh.
Vena memegang peran penting dalam mengalirkan darah kembali ke jantung. Gangguan pada aliran balik vena, seperti hambatan aliran balik darah ke jantung, dapat menyebabkan penumpukan darah (stasis) di pembuluh vena. Akibatnya, tekanan dalam sistem vena meningkat.
Kondisi ini dapat menyebabkan cairan (komponen dari darah) untuk bocor ke dalam jaringan sekitarnya, menghasilkan edema atau retensi cairan dalam interstisial (di antara sel-sel tubuh). Hipervolemia dapat terjadi ketika cairan mengalir keluar dari pembuluh darah karena peningkatan tekanan dalam sistem vena.
Selain itu, gangguan aliran balik vena juga dapat mempengaruhi fungsi jantung. Dengan penumpukan darah di sistem vena, jantung mungkin kesulitan dalam menerima darah yang kembali dari tubuh. Akibatnya, jantung bisa mengalami peningkatan beban kerja yang dapat menyebabkan gagal jantung atau komplikasi lain yang terkait dengan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah.
Kondisi yang dapat menyebabkan gangguan aliran balik vena antara lain adalah trombosis vena (pembekuan darah di vena), kompresi vena oleh tumor atau benda lain di dalam tubuh, atau kelemahan katup vena yang menyebabkan gangguan aliran darah.
Ketika terjadi gangguan aliran balik vena, risiko terjadinya hipervolemia bisa meningkat akibat penumpukan cairan yang disebabkan oleh akumulasi darah dalam sistem vena. Jika gangguan ini tidak diatasi, dapat menyebabkan peningkatan risiko hipervolemia dan komplikasi kesehatan yang terkait.