Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, adalah penyakit neurodegeneratif yang memengaruhi saraf motorik yang mengontrol gerakan otot. Dalam konteks kondisi klinis terkait defisit nutrisi, ALS dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada masalah nutrisi karena dampaknya pada kemampuan motorik, termasuk kemampuan untuk mengunyah, menelan, dan bergerak secara umum.

Beberapa alasan mengapa ALS dapat terkait dengan defisit nutrisi:

  1. Kesulitan Menelan (Disfagia): Saat penyakit ALS berkembang, otot yang diperlukan untuk menelan makanan menjadi lemah, yang menyebabkan kesulitan menelan atau disfagia. Hal ini dapat mengurangi asupan makanan secara signifikan.
  2. Penurunan Kemampuan Motorik: ALS dapat menyebabkan penurunan fungsi otot, termasuk otot-otot yang terlibat dalam mengunyah makanan. Hal ini bisa membuat makanan menjadi sulit untuk diolah sebelum ditelan.
  3. Risiko Aspirasi dan Tersedak: Penurunan kemampuan menelan makanan dapat meningkatkan risiko aspirasi (masuknya makanan atau cairan ke saluran pernapasan), yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan atau infeksi paru-paru.
  4. Penurunan Berat Badan: Kesulitan menelan dan mengunyah dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan karena kurangnya asupan makanan yang memadai.

Manajemen nutrisi pada individu dengan ALS sangat penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup. Ini bisa melibatkan modifikasi makanan, menggunakan teknik dan peralatan khusus untuk membantu menelan, atau penggunaan alat bantu nutrisi, seperti feeding tube (selang makan) atau terapi nutrisi khusus.

Jadi, ALS menjadi kondisi klinis terkait defisit nutrisi karena dampaknya pada kemampuan seseorang untuk menelan, mengunyah, dan memproses makanan secara normal, yang dapat menyebabkan masalah nutrisi dan penurunan berat badan.