Pengertian :
Perdarahan sub arachnoid adalah perdarahan yang terjadi didalam ruang sub arachnoid, suatu area diantara selaput arahnoid dan piameter yang mengelilingi otak
Anamnesis
- Kejadian mendadak (akut), nyeri kepala hebat satu sisi, mual muntah dapat disusul dengan gangguan kesadaran dan kejang
- Mencari riwayat penyakit sebelumnya, adakah riwayat trauma atau tidak, hal ini bertujun untuk menentukan apakah gejala tersebut akibat perdarahan sub arachnoid atau penyebab
Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik umum
- Pemeriksaan fisik neurologik :
- Kesadaran
- Fungsi luhur (berbahasa, memori)
- Tanda rangsang meningeal
- Saraf wajah
- Motoris
- Sensoris
- Autonom
- Reflek (fisiologis, patologis)
- Pemeriksaan NIHSS Kriteria diagnosis
- Riwayat inset yang mendada, nyeri kepala hebat disertai kebingungan atau obtundasi
- Kaku kuduk
- Hasil pemeriksaaan neurologi non fokal dan
- Cairan cerebro spinal berdarah adalah spesifik untuk perdarahan subarahnoid
Diagnosis kerja : PERDARAHAN SUB ARACHNOID
Diagnosis banding
- Meningitis
- Migraine
- Cerebral venous sinus
- Perdarahan intraserebral
- Meningitis bacterial
- Rupture aneurisma mikotik
Pemeriksaan Penunjang :
- Darah lengkap, BUN, ureum kreatinin, SGOT/PT, albumin, GDA,GD puasa/GD 2 jam PP, lipid
- Faal hemostasis, urine lengkap, analisis gas darah, dan serum elektrolit (sesuai indikasi)
- Foto thorak, ECG
- CT-Scan kepala tanpa kontras
- Megnetic resonance angiography (MRA), ekokardiographi dupleks carotid sonography, transcranial doppler ( sesuai indikasi), DSA (sesuai indikasi)
Terapi
- Infus NaCl 0.9% atau RL atau Ringer asering atau ….
- Oksigen (bila saturasi < 95 %)
- Pemasangan pipa oropharyng, pipa nasopharing dan intubasi ETT sesuai indikasi
- Dopamine atau dobutamin atau epinephrine bila MAP < 70 mmHg
- Nicardipin 0.5 – 5 mcg/kgBB atau diltiazem 5 – 15 mcg/kgBB bila tekanan darah lebih dari 220/120 mmHg
- Diazepam bolus lambat 5 – 20 mg dan diikuti fenitoin dosis awal 15 – 20 mg/kg bolus dengan kecepatan 50 mg/mnt bila kejang
- Insulin titrasi bila kadar GDA > 180 mg/dl dan bolus dextrose 40% dilanjutkan dengan infus dextrose 10%
- Paracetamol infuse 3 x gr atau 3-4 x 500 mg (per oral) (atas indikasi)
- Metampiron 3 x 1 ampul (atas indikasi)
- Ondancentron 3 x 4 – 8 mg (atas indikasi)
- Ranitidine atau omeprazole atau lazoprazole (bila terjadi perdarahan lambung)
- Manitol 0.25 – 0.5 gr/kgBB diulang setiap 4 – 6 jam ( Tapering off 5 hari) bila didapatkan tanda – tanda tekanan intracranial meninglat.
- Ceftriazone 2 x 1 gr, levofloksasin 1 x 500 – 750 mg meropenem 3 x 1 gr sesuai indikasi
- Aspirin 1 x 160 – 320 mg, kombinasi aspirin 80 mg dan kopidrogel 300 mg dilanjutkan dengan aspirin 80 mg dan clopidogrel 75 mg (atas indikasi)
- Atorvastatin 1 x 4 mg
- Captopril 3 x 25 mg atau derivat sartan : Valsartan 1 x 80 mg, candesartan 1 x 8 -16 mg. Bisoprolol 1 x 5 mg, amlodipine 1 –2 x 5 – 10 mg (atas indikasi)
- 17.Citicholin 3 x 500 mg intravena
- 18.Piracetam 12 gr dilanjutkan dengan 3 x 3 gr (atas indikasi)
- Multivitamin yang diperkaya dengan …(atas indikasi)
- Diet cair, bubur halus, bubur saring, nasi tim, nasi biasa dengan kalori 30 kkal/kgBB dan protein 1.2 gr (disesuaikan kondisi)
Edukasi
- Identifikasi faktor risiko stroke Infark Trombotik dan mengendalikannya
- Kontrol rutin klinik saraf
Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
- Ad fumgsionam: dubia ad bonam
Kepustakaan :
Guideline stroke PERDOSSI 2011
1,417 total views, 2 views today