Ikterus neonatus (kuning pada kulit dan membran mukosa neonatus) adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Risiko terjadinya ikterus neonatus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Usia gestasi: Bayi yang lahir prematur (usia gestasi kurang dari 37 minggu) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ikterus neonatus.
- Riwayat keluarga: Bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan ikterus neonatus memiliki risiko yang lebih tinggi.
- Jenis kelamin: Bayi laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ikterus neonatus daripada bayi perempuan.
- Pemakaian obat tertentu: Beberapa obat seperti sulfonamid, kloramfenikol, dan aspirin dapat meningkatkan risiko terjadinya ikterus neonatus.
- Asupan ASI: Pada bayi yang hanya mendapat ASI, risiko terjadinya ikterus neonatus lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
- Infeksi: Bayi yang mengalami infeksi pada awal kehidupannya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ikterus neonatus.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat ikterus neonatus, penting untuk melakukan pemantauan bilirubin pada bayi yang berisiko. Jika kadar bilirubin sudah melebihi batas normal, maka tindakan medis seperti fototerapi atau transfusi darah mungkin diperlukan. Selain itu, penting untuk memberikan ASI yang cukup dan memastikan bayi mendapatkan perawatan yang optimal pada awal kehidupannya.
Berikut adalah beberapa langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan dalam mengatasi ikterus neonatus:
- Observasi: Perawat harus memantau tanda-tanda vital bayi, termasuk suhu, nadi, dan tekanan darah. Juga penting untuk memantau tanda-tanda ikterus pada kulit dan mata bayi.
- Pemantauan kadar bilirubin: Kadar bilirubin pada bayi harus dipantau secara teratur untuk memastikan tidak melebihi batas normal. Pemantauan bilirubin dapat dilakukan dengan melakukan tes darah.
- Fototerapi: Fototerapi adalah pengobatan dengan menggunakan cahaya biru untuk mengubah bilirubin tak terkonjugasi menjadi bentuk yang dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Bayi akan diletakkan di bawah lampu fototerapi selama beberapa jam setiap hari.
- Asupan nutrisi yang adekuat: Bayi harus diberikan ASI atau susu formula yang cukup untuk membantu mengeluarkan bilirubin dari tubuh.
- Transfusi darah: Jika kadar bilirubin sangat tinggi dan tidak dapat dikendalikan dengan fototerapi atau asupan nutrisi yang adekuat, mungkin diperlukan transfusi darah.
- Pendidikan kepada orang tua: Orang tua harus diberikan penjelasan tentang penyebab dan tanda-tanda ikterus neonatus, serta cara untuk merawat bayi yang mengalami kondisi ini.
- Pemantauan terus-menerus: Perawatan yang terus-menerus dan pemantauan yang ketat harus dilakukan untuk memastikan bahwa kondisi bayi terkendali dan tidak terjadi komplikasi.
Langkah-langkah keperawatan tersebut dapat membantu mengatasi ikterus neonatus dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius pada bayi. Penting untuk melakukan perawatan dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan perawatan terbaik.