AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Dalam konteks kondisi klinis terkait defisit nutrisi, AIDS menjadi kritis karena dampaknya pada sistem kekebalan tubuh dan potensi terjadinya defisit nutrisi yang signifikan.
Berikut adalah bagaimana AIDS terkait dengan defisit nutrisi:
- Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh: HIV menyerang sel-sel sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel CD4, yang bertanggung jawab dalam melawan infeksi. Penurunan jumlah sel-sel ini melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan rentan terhadap infeksi.
- Penurunan Asupan Makanan: Infeksi HIV dapat menyebabkan masalah pencernaan, diare, mual, dan penurunan nafsu makan, yang bisa mengakibatkan penurunan asupan makanan dan defisiensi nutrisi.
- Metabolisme yang Meningkat: Proses infeksi HIV meningkatkan kebutuhan tubuh akan energi dan nutrisi. Sistem kekebalan yang aktif untuk melawan virus menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi tubuh.
- Defisiensi Nutrisi: Infeksi HIV dapat mengakibatkan defisiensi vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya, karena penyerapan nutrisi yang terganggu dan kebutuhan nutrisi yang meningkat.
Manajemen nutrisi pada individu dengan HIV/AIDS sangat penting untuk menjaga status nutrisi yang optimal dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Rencana nutrisi yang tepat dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat dan memastikan asupan nutrisi yang cukup.
Jadi, AIDS menjadi kondisi klinis terkait defisit nutrisi karena dampaknya pada sistem kekebalan tubuh, penurunan asupan makanan, dan potensi terjadinya defisiensi nutrisi yang dapat memperburuk kondisi kesehatan individu yang terinfeksi HIV.