Imaturitas pada anak usia < 3 tahun dapat menjadi penyebab disfungsi urin karena sistem urinaria anak masih dalam proses perkembangan. Pada usia ini, kandung kemih anak masih kecil dan tidak mampu menampung banyak urine. Selain itu, sfingter uretra anak juga masih lemah, sehingga mudah terjadi inkontinensia urin.

Berikut adalah beberapa contoh disfungsi urin yang dapat terjadi akibat immaturisitas pada anak usia < 3 tahun:

  • Enuresis: Inkontinensia urin yang terjadi pada malam hari.
  • Enuresis diurnal: Inkontinensia urin yang terjadi pada siang hari.
  • Enkopresi: Inkontinensia tinja.
  • Inkontinensia stres: Inkontinensia urin yang terjadi saat anak melakukan aktivitas fisik, seperti tertawa, batuk, atau bersin.

Asuhan medis dan keperawatan untuk disfungsi urin pada anak usia < 3 tahun bertujuan untuk membantu anak mengembangkan kontrol kandung kemih dan sfingter uretra. Asuhan medis dapat berupa pemberian obat-obatan atau terapi fisik. Asuhan keperawatan dapat berupa:

  • Pendidikan kesehatan kepada orang tua dan anak tentang perkembangan sistem urinaria anak.
  • Pemantauan perilaku buang air kecil anak.
  • Membantu anak mengembangkan jadwal buang air kecil.
  • Membantu anak mengembangkan teknik menahan urine.

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu anak mengembangkan kontrol kandung kemih dan sfingter uretra:

  • Ajari anak untuk buang air kecil secara teratur, yaitu setiap 2-3 jam sekali.
  • Ajak anak ke toilet setiap kali ia bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, dan sebelum tidur.
  • Pujilah anak jika ia berhasil buang air kecil di toilet.
  • Jangan menghukum anak jika ia mengompol.

Jika anak mengalami disfungsi urin yang parah, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari penyebab lain yang mendasarinya.