Loading

 

Disrefleksia otonom adalah suatu kondisi medis yang terjadi pada individu dengan cedera medulla spinalis tinggi (di atas level T6), di mana terjadi respon sistem saraf simpatis yang berlebihan terhadap stimulus yang biasanya tidak menimbulkan reaksi. Kondisi ini bisa sangat mengancam jiwa jika tidak segera diatasi.

Disrefleksia otonom dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, pusing, sakit kepala hebat, berkeringat secara berlebihan, mual, muntah, detak jantung yang tidak teratur, serta gangguan pernapasan.

Sebagai seorang perawat, Anda harus selalu memantau pasien dengan cedera medulla spinalis tinggi untuk tanda-tanda disrefleksia otonom. Jika terjadi, segera identifikasi dan hilangkan stimulus yang memicu reaksi, seperti mengganti posisi tubuh pasien, mengatasi sumbatan kandung kemih atau usus, atau mengurangi rangsangan dari perawatan medis yang sedang dilakukan. Jika kondisi pasien tidak membaik, segera hubungi tim medis untuk penanganan lebih lanjut.

 

Berikut adalah beberapa langkah-langkah keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi disrefleksia otonom pada pasien dengan cedera medulla spinalis tinggi:

  1. Identifikasi dan hilangkan stimulus yang memicu reaksi disrefleksia otonom, seperti mengganti posisi tubuh pasien, mengatasi sumbatan kandung kemih atau usus, atau mengurangi rangsangan dari perawatan medis yang sedang dilakukan.
  2. Monitor tanda-tanda vital pasien secara teratur, termasuk tekanan darah, detak jantung, dan saturasi oksigen.
  3. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter, seperti nitrogliserin untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
  4. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala disrefleksia otonom, serta tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi kejadian tersebut.
  5. Berikan dukungan emosional dan psikologis pada pasien dan keluarga, karena kondisi ini dapat sangat mengganggu dan menakutkan.
  6. Koordinasikan dengan tim medis lain, seperti dokter spesialis saraf, ahli urologi, atau ahli gastroenterologi, untuk mengatasi masalah yang mendasari cedera medulla spinalis dan mencegah terjadinya disrefleksia otonom.
  7. Lakukan dokumentasi yang lengkap dan akurat tentang semua tindakan yang dilakukan dan respons pasien, serta informasikan kepada tim medis lainnya jika terjadi perubahan kondisi pasien.
  1. Pastikan bahwa lingkungan perawatan pasien aman dan terhindar dari stimulus yang dapat memicu disrefleksia otonom, seperti jangkauan pasien terhadap benda-benda tajam, listrik, atau suhu yang ekstrim.
  2. Bantu pasien untuk mempelajari cara mengelola gejala disrefleksia otonom dan menghindari stimulus yang memicu reaksi, seperti mengajarkan teknik relaksasi, perubahan posisi tubuh yang aman, dan perawatan diri yang benar.
  3. Lakukan pendidikan pada keluarga dan pengasuh pasien tentang cara merawat pasien dengan cedera medulla spinalis tinggi dan mencegah terjadinya disrefleksia otonom, seperti merawat luka tekan, mengatasi sumbatan kandung kemih dan usus, dan mengurangi risiko infeksi.
  4. Lakukan evaluasi dan monitoring terus-menerus terhadap pasien untuk mengetahui respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang diberikan.
  5. Jangan ragu untuk meminta bantuan tim medis lainnya jika diperlukan, seperti ahli terapi fisik, terapis okupasi, atau psikolog.

Langkah-langkah keperawatan yang tepat dan konsisten sangat penting dalam mengatasi disrefleksia otonom pada pasien dengan cedera medulla spinalis tinggi. Sebagai perawat, Anda harus selalu siap dan mampu memberikan perawatan yang optimal dan terkoordinasi dengan tim medis lainnya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pasien.