Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Contoh Resiko di Unit Farmasi  yang perlu kita kelola adalah :
- Pasien tidak memahami fungsi /cara pemakaian obat.
- Pasien salah menggunakan obat (overuse / underuse).
- Duplikasi obat.
- Interaksi obat.
- Kegagalan terapi.
- Efek samping obat
- Pasien sulit menelan/minum obat
- Cara pemakaian obat yang salah
- Kesulitan komunikasi dengan pasien (kendala bahasa/pemahaman)
- Kesalahan / ketidak jelasan isi resep
- Kesalahan indikasi obat dalam resep
- Indikasi yang dirasakan tidak mendapatkan terapi / obat
- Dosis obat terlalu kecil atau terlalu besar.
- Pasien tidak mendapatkan obat yang sudah diresepkan.
- Pengobatan tanpa indikasi.
- Salah pasien / identitas pasien.
- Salah rute pemakaian obat.
- Salah pemberian obat.
- Salah cara penyimpanan obat.
- Waktu tunggu obat melebihi SPM.
- Kesalahan billing harga obat.
- Obat asuransi tdak bisa diklaim.
- Billing obat jamkesmas melebihi plafon.
- Kehilangan obat.
- Obat overstock.
- Obat stockout.
- Obat Kadaluwarsa.
- Obat palsu.
- Obat rusak.
- Kekurangan personel karena masalah insidentil.
- Kecelakaan kerja.
- Kebakaran.
- Bencana alam.
- Masalah komunikasi dengan pasien.
- Masalah komunikasi dengan dokter.
- Masalah komunikasi dengan pegawai lain.
Dari Inventaris Resiko yang mungkin bisa timbul, dapat di analisa dampak dari resiko tersebut, biasanya dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu : 1) dampak kepada pasien atau keluarganya; Â 2) dampak terhadap Rumah sakit.
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.
Analisis risiko dilakukan dengan menghitung :
Skore / Tingkat Resiko (R) = P x F x A
- asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) = P.
- seringnya terjadi ( FREKUENSI ) = F .
- dengan besaran dampak (AKIBAT) = A .
- serta score/tingkat risiko ( RESIKO ) = R.
Sebagai contoh :
Resiko Salah pemberian obat Kerugian pada pasien;
P=4, F=4, A=15; R=PxFxA maka  R= 4x4x15 = 240 (Tinggi) ;
Kesimpulan Analisa : mendapat perhatian dari manjemen puncak dan tindakan perbaikan segera di lakukan.
Grade Resiko biasa :
– Rendah – Resiko masih dapat di terima dan di toleransi,
– Cukup Tinggi – dilakukan perbaikan secepatnya,
– Tinggi – perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak dan tindakan perbaikan segera di lakukan.,
– Sangat Tinggi – Perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak dan tindakan Cyto perbaikan segera di lakukan.
Â
Â
 16,127 total views,  7 views today