ASKEP PADA PASIEN DENGAN GASTROENTEROLOGI
1. Resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan primer.
Tujuan : Mencapai pemulihan luka tepat waktu; bebas dari drainase purulen atau eritema dan demam.
Intervensi :
1) Pantau tanda – tanda vital, perhatikan peningkatan suhu.
2) Observasi penyatuan luka, karakter drainage, adanya inflamasi.
3) Pantau pernafasan, bunyi nafas.
4) Bantu pasien untuk membalik, batuk dan nafas dalam.
5) Pertahankan perawatan luka aseptic, pertahankan balutan kering.
6) Observasi terhadap gejala peritonitis, demam, peningkatan nyeri, distensi abdomen.
7) Bebat untuk mengamankan balutan, bila diindikasikan.
8) Kultur terhadap kecurigaan drainage/sekresi.
9) Lakukan irigasi luka sesuai kebutuhan.
10) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan atau mengabsorpsi.
Tujuan : Adanya kemajuan penambahan BB yang diinginkan dengan normalisasi nilai laboratorium dan tidak ada tanda – tanda malnutrisi.
Intervensi :
1) Tinjau factor – factor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna makanan, misal status mual, puasa, illeus paralitik setelah selang dilepaskan.
2) Timbang BB sesuai indikasi.
3) Observasi balance cairan.
4) Auskultasi bising usus, palpasi abdomen.
5) Identifikasi kesukaan diet dari pasien.
6) Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin C.
7) Observasi terhadap terjadinya diare; makanan bau busuk, berminyak.
8) Pertahankan patensi selang nasogastric.
9) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian :
• Albumin, lipid, elektrolit.
• Suplemen vitamin, dengan perhatian tertentu terhadap vitamin K secara parenteral.
• Antiemetik.
• Antasida.
10) Kolaborasi dengan ahli diet tim pendukung nutrisi.
3. Konstipasi / diare sehubungan dengan ketidakaktifan fisik ( immobilisasi ), inflamasi, iritasi,malabsorbsi usus.
Tujuan : Mendapatkan kembali pola fungsi usus yang normal.
Intervensi :
1) Auskultasi bising usus.
2) Selidiki keluhan nyeri abdomen.
3) Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsistensi dan jumlah.
4) Anjurkan makanan / cairan yang tidak mengiritasi bila masukkan oral diberikan.
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pelunak feces, suppositoria, gliserin.
6) Dokumentasikan tindakan yang diberikan dalam status pasien.
932 total views, 5 views today