Leukopenia, yaitu penurunan jumlah sel darah putih (leukosit) dalam darah, dapat menjadi faktor risiko meningkatnya serangan organisme patogenik. Leukosit memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh sebagai bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa leukopenia dapat meningkatkan risiko infeksi:
- Fungsi Leukosit dalam Kekebalan Tubuh: Leukosit, terutama neutrofil, limfosit, dan monosit, memiliki peran utama dalam melawan infeksi. Neutrofil berperan dalam fagositosis, limfosit terlibat dalam respons kekebalan spesifik, dan monosit berperan dalam membersihkan debris dan mikroorganisme.
- Fagositosis yang Terganggu: Neutrofil, jenis sel darah putih yang paling melibatkan diri dalam fagositosis (menelan dan menghancurkan patogen), dapat terpengaruh oleh leukopenia. Penurunan jumlah neutrofil dapat menghambat kemampuan tubuh untuk secara efektif menyerang dan menghilangkan mikroorganisme patogenik.
- Respons Kekebalan Spesifik yang Terganggu: Limfosit, termasuk sel T dan B, juga dapat terpengaruh oleh leukopenia. Sel T berperan dalam mengenali dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi, sementara sel B memproduksi antibodi untuk melawan patogen. Penurunan jumlah limfosit dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk memberikan respons kekebalan yang spesifik dan efektif.
- Meningkatkan Risiko Infeksi Bakteri dan Jamur: Leukopenia dapat meningkatkan risiko terhadap infeksi bakteri dan jamur, karena neutrofil yang kurang dapat mempersulit tubuh untuk melawan mikroorganisme tersebut.
- Infeksi Oportunistik: Leukopenia juga dapat meningkatkan risiko infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada individu dengan sistem kekebalan yang normal, tetapi dapat menjadi patogen pada individu dengan kekebalan yang lemah.
- Penyulit Pengobatan Kanker atau Kondisi Medis Lain: Leukopenia sering kali merupakan efek samping dari beberapa bentuk pengobatan, seperti kemoterapi atau radioterapi untuk kanker. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi selama periode pengobatan.
Oleh karena itu, penting untuk memantau jumlah sel darah putih dan mengelola kondisi leukopenia dengan tepat. Pasien dengan leukopenia mungkin perlu menjalani perawatan tambahan atau tindakan pencegahan, termasuk pemberian antibiotik profilaksis atau tindakan lain untuk melindungi tubuh dari risiko infeksi yang lebih tinggi. Manajemen leukopenia perlu dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis untuk meminimalkan risiko komplikasi infeksi.